Pages

Sunday, March 13, 2011

THE AGE Just Gossip Magazine


Terkait kontroversi pemberitaan "Yudhoyono Abused Power" yang dilansir harian The Age, Jumat (11/3/2011), pihak Istana Kepresidenan RI menyebut bahwa hal tersebut tak lebih dari gosip. Tuduhan-tuduhan yang dipaparkan harian tersebut tak lebih dari informasi yang belum diverifikasi.

"Informasi dari sumber disebutkan dari Amerika Serikat. Namun yang kami ketahui, berdasarkan komunikasi dengan Kedubes AS selama ini, dikatakan bahwa informasi yang disampaikan itu lebih banyak informasi yang mentah dan belum diolah. Informasi yang menurut mereka perlu dikirimkan hanya untuk sekadar diketahui, sementara kandungan dari informasi itu masih sangat sumir," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah kepada para wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

Faizasyah juga meminta agar media melakukan klarifikasi kepada tokoh-tokoh yang menjadi obyek pemberitaan. "Jadi apakah itu desas-desus, apakah itu gosip yang mereka laporkan, silakan dicek kebenarannya. Jadi, sejauh pengamatan kami, hal yang tidak memiliki kebenaran bahkan lebih bisa disebut sebagai gosip. Informasi yang tidak memiliki kredibilitas," katanya.

Terkait substansi pemberitaan, Faizasyah enggan memberikan tanggapan. "Bagaimana kita bisa mengomentari sesuatu yang bersifat mentah dan cenderung mengada-ada," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam kawat-kawat diplomatik yang diberikan WikiLeaks khusus untuk The Age tersebut dikatakan bahwa Yudhoyono secara pribadi telah campur tangan memengaruhi jaksa dan hakim demi melindungi tokoh-tokoh politik korup dan menekan musuh-musuhnya serta menggunakan badan intelijen negara demi memata-matai saingan politik dan, setidaknya, seorang menteri senior dalam pemerintahannya sendiri.

Dalam kawat-kawat itu juga dirinci bagaimana mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Desember 2004 dilaporkan telah membayar jutaan dollar AS sebagai uang suap agar bisa memegang kendali atas Partai Golkar. Dalam kawat-kawat itu juga diungkapkan bahwa istri Presiden, Kristiani Herawati, dan keluarga dekatnya ingin memperkaya diri melalui koneksi politik mereka.

No comments:

Post a Comment